This
time I want to talk about the other side people. They are sort of part of my
family but I don’t want to admit that!
It’s
hard to believe and some people maybe don’t know about this. That actually my
father and my mom married to another person before they met each other.
My
grandfather made my mom married with a guy I never knew, I’m pretty sure that
he’s chinese or something. From that my mom has a daughter.
My
father married to a woman and sort of have a son, probably adopted, from what I
heard.
Kenyataan
seperti ini sebenernya menyakitkan. Karena aku anak tunggal dari perkawinan
mereka, my mom and my father. Tetapi harus terpaksa mengakui ada orang lain di
luar “kita”. Yang menyakitkan came from my mother. Ntah dengan alasan apa she
doesn’t like me. I can feel it when I was kid. Sedangkan my father really want
me, karena dia gak pernah punya anak sebelumnya, dan lahirlah aku dengan
kondisi sempurna, perempuan seperti impian banyak ayah yang mengharapkan anak.
Mungkin
yang membuat aku gak diinginkan mamaku karena aku perempuan. Dia dulu dengan
jelas pengen anak laki-laki, yang pada akhirnya aku waktu kecil lebih suka main
mobil-mobilan daripada boneka.
Anak
Mamaku dari perkawinan sebelumnya namanya Tanti. Mungkin nikahnya nikah siri,
soalnya di buku nikah tulisannya single, sedangkan papaku statusnya duda.
Silahkan bayangkan perasaan anak umur 7tahunan yang kemudian gak sengaja cari
tau status orang tuanya dan hasilnya begitu.padahal setau dia, dia anak
satu-satunya.
Pertama
kali aku tau Tanti waktu Mamah nemuin poto anak itu di rumah kakaknya. Dengan
bangganya dia bilang “Look at this picture, this is your sister, mirip kan?”.
Dan aku yang mungkin masih 6 tahunan pada waktu itu harus putar otak seputar
putarnya mencerna kata-kata itu. Sister darimana?? Aku kan anak tunggal he??
Kemudian
ada anak laki-laki yang sering datang kerumah, datangin Papah. Aku gak tau
gimana ceritanya sampai aku tau dia anaknya Papah. Adopted lebih tepatnya I
don’t know. Yang aku tau anak ini sering bikin kesal, Papah sering marah karena
dia datang tujuannya minta duit mulu dan gak pernah beres-mungkin kuliahnya ga
beres dll.
Waktu
dia datang aku pernah bukain dia pintu. Orang-orang marah ngamuk waktu itu,
mungkin sebagian keluargaku gak tau kalau dia related to my father, jadi mereka
kira aku menyilahkan masuk stranger. Kesal di pojokkan terus, aku teriak “Dia
kakakku” and I still remember in my head bagaimana mereka terus-terusan make
fun of me and saying that words I said like that was some kind of dirty joke!
They were laughing. Semakin sering mereka ketawa semakin sakit perasaanku dan
aku masih bisa ngerasain itu sampai sekarang!
Aku
terus cari dan cari informasi. Maybe im obsessed with Sherlock Holmes or Conan
karena emang tiap hari itu yang aku tonton. Tapi harus diakui untuk ukuran anak
ingusan, I’m a really good truth finder.
Masa
kecilku rusak gara-gara anak Mamah yang namanya Tanti itu. Later on aku tau
kenapa dia gak pernah muncul diantara kita. Dia dari kecil sama Mamah bahkan
pernah dibesarkan sama Nenek juga, ntah gimana ceritanya keluarga ex suaminya
Mamah mungkin waktu itu udah divorced, ngerebut Tanti dari Mamah. Beneran
rebutan – from what I heard, rebutan anak kaya di sinetron-sinetron. Sampai
akhirnya mereka berhasil dan menjauhkan sejauh-jauhnya anak itu dari Mamah.
Jadilah Mamah gak pernah tau apa-apa dimana dan gimana kabar anak itu.
Kenapa
masa kecilku atau lebih tepatnya hidupku jadi hancur? Ya selama aku ada dan
hidup Mamah terus-terusan menyebut aku “Anak Papah” dan dengan lugasnya ngomong
“ Dia nih anak kamu, anakku sih tetap Tanti”. Hello! I might be little but I’m
not stupid, I’m not deaf and that words was recorded perfectly in my mind and
it HURTS! Dia terus-terusan membanggakan Tanti, nyari Tanti kemana-mana.
Hal yang
paling menyakitkan itu waktu orang-orang ketemu Mamah terus nanya. “Anakmu
berapa?” and I was there next to my Mom and I can see dia bingung dan khawatir
and when she answered with “Anakku satu” kemudian orang itu bilang “Loh anakmu
yang satunya itu?” dan aku seakan tau diri mau gak mau menjauh dari mereka so
my Mom can told them about that.
Selama
aku kecil aku gak pernah akur sama Mamah. Like she doesn’t want me. I don’t get
love, I don’t get kiss, I don’t get hug, all I got was yell and hit all over my
body. Aku hidup dengan semua itu, dengan semua air mata dan kenyataan dia lebih
sayang dan lebih nunggu Tanti daripada aku.
Sampai
suatu saat waktu aku masih di Amerika pencarian Mamaku berakhir. Some people
brought her to my house. Well she ever heard that Tanti got married to a man
dulu dari temannya chinese yang sering kerumah. Kali ini dia ke rumah beneran
in person. Tanti akhirnya ketemu Mamaku. She got my mother eyes, face, skin
pretty much everything just like twins. She seems really happy at that time.
Dia cerita ke aku via YM waktu itu sekaligus minta maaf kalau dia baru cerita
waktu itu. I told her that I knew pretty much everything before she even told
me that.
Aku
pikir hidup Mamah akan berubah menjadi lebih menyenangkan. Karena dia gak perlu
repot nyari-nyari anaknya lagi. Aku pikir Tanti bakal jadi anak yang hidup sama
Mamah karena selama hidupnya dia gak spending with her.aku inget waktu aku
pulang dari Amerika, it was my cousin’s wedding. Mamah nyuruh dia datang dan
aku repot lari kesana kemari try to hide myself from Tanti. I don’t know I got
feeling that I don’t like her.
Pada
akhirnya dia muncul. Keluargaku sangat menerima kehadiran dia dengan hangat.
Seperti dia memang bagian dari keluarga dari dulu walaupun dia gak pernah
muncul. Dia bahkan diterima baik sama Nenek. Me? Jangan harap, Mamah harus
nyeret-nyeret aku masuk cuma untuk salaman sama dia. I don’t even want to talk
to her. Tanti seems a good person from her face. But I still don’t like her.
Ternyata
gak beberapa lama hal itu terbukti. Perasaan gak suka yang selalu muncul setiap
dengar hal tentang Tanti. Suatu hari Mamah cerita, sebenernya dia gak mau
cerita but she can’t hide it from me. Mamah cerita kalau dia gak pernah datang
ke rumah. She heard that Tanti pregnant, Mamah coba ngehubungin dia lewat sms,
telpon semakin waktu semakin gak ditanggapi. Gak dibales bahkan terus di
reject. Tanti tinggal sama perempuan yang mungkin sudah dianggap ibu sama dia
karena ngurusin dia dari kecil. Sampai akhirnya dia gak mau ngeladenin sms dan
telpon Mamah lagi sampai detik ini. Mamah bilang mungkin karena isi sms
terakhir Mamah yang berdoa kalau si Tanti mau jadi orang Islam. Kita gak tau
agamanya si Tanti itu apa. Jadi Mamah sms begitu. Menurutku gak ada yang salah
dengan isi sms itu, bahsanya indah mungkin orang lain yang baca bakal nangis.
Tapi
apa pantas Mamah diperlakukan begini? Orang yang melahirkan dia yang berjuang
buat dia, yang seumur hidupnya cuma ngingetin dia, ngebanggain dia? Dia
tersinggung gara-gara sms itu? Emang dia anak kecil cuma gara-gara itu doang
dia gak mau berhubungan sama Mamaku lagi? Rasanya kalau aku tau rumahnya aku
bakal dateng tuh kerumahnya bawa-bawa tangannya Wolverine terus nyakar dia
sampai tercabik-cabik kaya kertas. Enak aja, masa kecilku rusak total gara-gara
dia, aku yang ada waktu Mamaku nangis, waktu mamaku senang, aku yang dipukulin
aku yang ada di sepanjang aku lahir sampai sebesar ini dan gak pernah dianggap
gara-gara Mamaku sayang sama dia, trus dia seenaknya memperlakukan Mamaku kaya
gini!!
Aku gak
bisa ngungkapin seberapa kesal dan tambah bencinya aku sama dia. Dia gak mikir
apa dia lahir dari mana? Dari ingus? Sampai dia merasa berhak untuk bersikap
begini. Harusnya dia tu balas budi, nemenin Mamaku yang sudah tua dan sendirian
di rumah, paling engga peduli, care atau apalah selayaknya anak ke ibu.
Lain
cerita sama anaknya Papah. Waktu Papah meninggal apa yang dia dan my father’s
ex wife lakuin? They were asking for money! Bayangin yang diperlukan
orang-orang itu cuma uang dan uang, menuntut hak padahal mereka tidak pernah
berkontribusi apapun selama Papaku hidup.
Awas
aja suatu saat nanti aku ketemu Tanti, all I want to do is slap her in her
face! Kalau bener dia hamil, suatu saat nanti dia bakal ngerasain apa yang
Mamaku rasain.
Hal
ini yang bikin aku gak suka sama the whole concept of “fake or step siblings”.
Ya secara harfiah mereka seharusnya bagian dari keluargaku, terutama Tanti dia
lahir dari rahim Mamaku, rahim yang sama saat aku tumbuh. Tapi biar gimanapun
aku gak akan pernah mengakui mereka sebagai saudara after all I’ve been
through, semua sakit hati yang aku rasain, sakitnya gimana mereka always exist
walaupun sebenernya gak pernah ada, sedangkan aku yang selalu ada seperti gak
pernah dianggap.
Suatu
saat nanti kalau aku punya anak I swear to God I will give all the love they
need. They wil get hug and kiss from me. Mereka bakal jadi anakku satu-satunya.
Gak akan aku biarkan mereka merasa tidak lebih disayangi dari hal lain. Mereka gak
akan merasa Ibunya lebih mencintai pekerjaannya daripada mereka atau bahkan
mencintai orang lain daripada mereka. Gak akan pernah! Seumur hidup aku
ngerasain gimana rasanya Mamaku gak pernah sayang sama aku kecuali Tanti, Gak
pernah meluk atau nyium aku kecuali ponakannya. Aku selalu kalah dengan orang
lain. Well maybe I can’t put away my past, tapi inilah mungkin yang namanya
psychilogical traumatic. Hal yang selalu aku ingat dan aku rasain.
My kids
you will never ever feel what I feel. I will love you like I never love anyone
except you kids.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Leave your comment here :)