Aku dan Kelas Inspirasi Samarinda Part 1


"Bermula dari teman-teman Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi pada pendidikan Indonesia, lahirlah konsep Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Melalui program ini, para profesional pengajar dari berbagai latar belakang diharuskan untuk cuti satu hari secara serentak untuk mengunjungi dan mengajar SD, yaitu pada Hari Inspirasi. 
Selanjutnya para profesional ini disebut relawan pengajar. Relawan pengajar berinteraksi di sekolah untuk berbagi cerita dan pengalaman kerja dan memberi motivasi untuk meraih cita-cita bagi para siswa. Interaksi relawan pengajar dengan warga sekolah dilakukan untuk membuka ruang komunikasi dan kolaborasi antar keduanya melalui pengalaman mengunjungi, dan mengajar, dan berinteraksi selama hari inspirasi termasuk masa persiapannya."


*Attention ! Tulisan ini bukan dan tidak mengandung official statement dari Kelas Inspirasi Samarinda. Hanya cerita tentang aku dan KI dari sudut pandang dan pengalamanku saja :) Part 1*

Jadi... Gimana sih ceritanya sampai aku kenal dengan Kelas Inspirasi?


Berawal dari pertemuan aku dengan Chikita/ Chiki Fawzi di Seminar Nasional Create Your Creative Imagination & Animation Samarinda. Nah kegiatan ini di gawe sama the one and only adikku (aseek) yang paling baik dan paling bisa di andalkan Alief Aditya Syam. Jadi ceritanya dia minta aku untuk ikut Seminar Nasional yang diadain sama kampusnya ini. Secara ya aku bukan anak kampus lagi, bukan anak Unmul, bukan alumni pula rasa-rasanya minder aja gitu ikut kegiatan begini, merasa tua berada di lingkungan mahasiswa. Tapi dikarenakan Alief sudah berjasa menyelamatkan salah satu fase kehidupan terpentingku beberapa waktu yang lalu, kali ini adalah time to payback his kindness (walaupun gak necessary sebenernya hahaha).

Aku gak terlalu kenal sama Chiki Fawzi, tapi aku tau dia Animator dan pernah kerja di "Upin & Ipin", terus beberapa waktu yang lalu kontributor Youth Manual - senior aku Kak Iyank abis wawancara Chiki Fawzi dan aku baca tuh liputannya dan kayanya seru banget deh prosesnya. So I decided to come, dengan niat belajar animasi siapa tau one day aku bisa bikin Boboiboy on my own version. Beli tiket VIP yang gak pake acara di diskon ama si Alief yang bener-bener berlagak profesional dalam bisnis kali ini (hahaha), yang ternyata aku bener-bener di served as VIP sama dia.



So di hari seminar datanglah aku ke venue di Hotel Mesra. Aku ketemu Alief terus diajakin sarapan, ada Chiki Fawzi disana. Singkat cerita dikenalinlah aku sama Chiki Fawzi sebagai kakaknya Alief, lalu muncullah jargon yang selalu diulang-ulang sama Chiki "Kok mirip sih?? Kakak adek ya".



Pertama kali ngobrol sama Chiki Fawzi langsung jatuh cinta. Siapa yang gak bakalan suka sih sama perempuan satu ini. Attitudenya "lucu", ceria banget, friendly terus ekspresif banget, the way she talk, the way she explain things, her taste of style - Kece banget deh hihihi. Jadi selama sarapan banyak banget yang diomongin sama dia. Sedikit tentang kegiatan dia di Kelas Inspirasi, perjuangan musik dia, ngapain aja di Malaysia, ceritain dia ketemu Yuna Zarai, bedanya Malaysia - Indonesia, nyeritain klo dia ga pernah beli baju dan make up kerena dapet gratisan mulu, nanyain soal aku dan Jakarta, banyak deh. Waktu ngejelasin soal Kelas Inspirasi Chiki bilang ke aku " Ayok kak ikutan, kamu cocok deh ikut ini" walaupun aku belum begitu paham sih waktu itu.

Tiba waktunya dia ngasih seminar. Again... aku belajar banyak dari attitudenya Chiki Fawzi. She does what she wants to do. Dia tetep ceria disaat orang pada kaku, gak ragu dia ngeluarin Lip Pen dan nyuruh dosen-dosen perempuan itu nyobain Lip Pen (Wardah)nya dia, ngasih Superman Whoosh ke dosen-dosen and overall it was super fun. Jadi kita belajar all about animation yang bikin aku lagi-lagi menghargai pengorbanan di balik semua jenis animasi yang aku tonton, ternyata prosesnya gak mudah coy!.

Nah jadi di akhir-akhir presentasinya Chiki, dia ngejelasin gimana hasil karya Mural dan Animasi nya dia - dia pakai untuk kegiatan sosial dan volunteering salah satunya adalah di Kelas Inspirasi. Terus dia jelasin kegiatan Kelas Inspirasi, realita pendidikan saat ini dan apa yang bisa kita lakukan buat berkontribusi. 

Dalam hati aku mikir : Wajarlah yaaa Jakarta... disini mana ada, kalau ada aku mau deh ikutan.
Eh ternyata ada. Kata Chiki dia udah berkomunikasi dengan teman-teman relawan Kelas Inspirasi Samarinda. Amaze juga sih awalnya, aku kok gak tau ya ada gerakan keren gitu di Samarinda.

Singkat cerita karena aku VIP, ada kegiatan meet and greet bareng Chiki Fawzi. Nah disinilah aku ketemu Adel relawan Kelas Inspirasi Samarinda. Disini Adel dan Chiki cerita banyak dan lengkap seputar Kelas Inspirasi dan lagi-lagi Chiki nyuruh aku ikutan. Karena penjelasannya sudah lumayan jelas aku pengen banget ikutan. Aku save kontaknya Adel.




Beberapa lama kemudian,
Aku kepikiran buat kepoin social media nya Kelas Inspirasi Samarinda. Pas buka instagram @KI_Samarinda ternyata mereka lagi rekruitment Fasil dan itu hari terakhir untuk daftar. Waktu itu gak ngerti Fasil apaan pokoknya daftar aja intinya pengen ikutan gabung. Pendaftarannya via website terus di infoin sama mereka kalau kita terpilih untuk gabung Kelas Inspirasi Samarinda.

Kegiatan pertama kali aku bareng Kelas Inspirasi adalah SHAPE (Sharing Perception) - Road to KI Samarinda 11 April 2016 (anyway besoknya aku ulangtahun :P). Jadi teman-teman yang apply sebagai Fasil kemarin dikumpulin disini. Di venue aku inget ada Adel terus ada juga Mia yang notabene adek kelasku dulu. Disini kita dijelasin apa itu Kelas Inspirasi dan apa itu Fasil. Ternyata Fasil adalah teman-teman relawan yang menyiapkan jalannya kegiatan Kelas Inspirasi yang di Samarinda tahun ini adalah yang ke 3 kalinya. Kaya panitia intinya gitu lah. Terus sharing teman-teman relawan tentang kegiatan KI. Selanjutnya kita diminta untuk decide mau lanjut atau engga sebagai Fasil di KI. Jadi di KI itu ada 3 Fasilitator, Inspirator dan Dokumentator. Aku pikir rekruitment kemaren bantuin sebagai Inspirator yaitu relawan profesional yang ngajar ke sekolahnya, ternyata malah sebagai Fasilitator dan Fasilitator itu gak bisa jadi Inspirator karena notabene mereka yang bantuin Inspirator dan Dokumentator pada saat hari H.



Nah setelah penjelasan pada waktu SHAPE disini aku ngerasa kaya it's a come back call. 

It's time to come back. Setelah apa yang terjadi dalam hidupku beberapa tahun belakangan ini. Setelah kepulanganku dari Jakarta dan decided selama 4 tahun cuma ada di dalam rumah tidak melakukan apa-apa. Setelah melihat perkembangan seorang teman lama ( cieh anggap aja temen) yang cukup impresif berkarya, reaching his dream dalam skala nasional. Setelah aku punya cukup nyali dan setelah berfikir cukup panjang....

Aku harus kembali.
Kembali jadi Fitra yang dulu atau bahkan jauh lebih baik lagi.
Aku ngerasa harus kembali bermanfaat untuk orang banyak. Ngerasa ada mimpi-mimpi yang belum selesai. Ngerasa it's okay to come back dengan status seperti ini. Ngerasa udah cukup lama sembunyi dibalik semua potensi positif yang aku punya. Ngerasa sudah cukup lama dikubur oleh negativity. Aku ngerasa permasalahan dan beban hidup bukan menjadi alasan untuk kita terus terpuruk. Aku masih punya pilihan, dan

Aku harus bergerak lagi.

Kenapa aku kemudian memilih Kelas Inspirasi sebagai tempat yang tepat untuk come back, untuk kembali, untuk semangat lagi?

Aku sebenernya tipe orang yang gak suka di label oranglain. Walaupun udah banyak ikut kegiatan, organisasi apapun aku gak pernah tertarik untuk menetapkan label. Satu-satunya label yang boleh di stempel ke muka ku adalah aku Perempuan dan aku Islam. Gak perlu di define perempuan macam apa atau Islam yang gimana. 

Aku juga orang yang sudah makan manuver politik dari balita dan pernah bersumpah untuk gak akan berkecimpung di dunia politik eh malah accidentally kecemplung di dunia politik karena bener-bener gak tau kalau ambil jurusan Hubungan Internasional itu di fakultas sosial politik dan sesuatu yang berhubungan dengan dunia Internasional pasti ada hubungannya dengan negara dan kalau ngomongin negara pasti harus ngomongin politik. Dang, terperosoklah aku disana. Di dunia politik, politik Indonesia, apalagi setelah one of my favorite dosen bilang "Fit analisa politikmu adalah sebuah "gift" bukan sesuatu yang kamu mau tapi memang sudah ada di dalam dirimu". (Dalam hati ya iyalah gedenya dimana coba) 

Singkat cerita aku pernah berusaha membuktikan bahwa politik sebenernya bisa baik karena mau tidak mau bernegara berarti harus berpolitik baik secara terpaksa atau sukarela. Pernah berusaha membuktikan bahwa politik di Indonesia doesn't have to be this old fashion way dengan segala kejahatan dan keburukannya. Hasilnya sempat berhasil membuktikan itu bersama anak-anak muda lain yang peduli dengan politik eh beberapa waktu kemudian semua teori bahwa politik itu baik hancur. Good vs Evil? Evil always win in politics, because they want to be that way. Yup akhirnya politik baik hanya akan ditemukan di textbook saja, trust me. Akhirnya aku pensiun dini dari politik dan dunianya. Gak mau peduli itu tokoh politik mau ngomong apa atau ngapain aja, gak peduli itu negara mana mau perang (kecuali kalau ngomongnya dalam konteks kemanusiaan ok) matiin tv total, gak baca berita, gak mau tau apa-apa tentang mereka apalagi doing an analysis, hell no.

Kembali ke Kelas Inspirasi. Indahnya Kelas Inspirasi adalah ini gerakan tanpa "label" tidak berafiliasi dengan kegiatan apapun kecuali volunteering di dunia pendidikan. Gak ada hubungan apapun dengan politik, gak boleh membawa kepentingan pribadi alias bebas kepentingan. Gak berafiliasi dengan tokoh tertentu. Tidak dipungut biaya dan tidak menerima biaya dari kelompok kepentingan manapun. Which is paling penting tuh, karena waktu gabung KI pertama kali statusku sudah pengangguran hahaha. So, aku ngerasa ini nih komunitas yang "gw banget". Aku punya banyak banget wawasan di bidang pendidikan, aku pernah ngerasain jadi guru, aku pernah dekat dengan anak-anak, aku belajar banyak soal mendidik anak, psikologi anak, parenting dan segala macemnya, dan aku pernah ngerasain suka dukanya jadi seorang murid, aku pernah ngelola sekolahan dan semua pengalamanku yang akan Kelas Inspirasi hadapi nantinya.

Dan ternyata setelah agak lama terjun langsung di kegiatan Kelas Inspirasi Samarinda, orang-orang yang terlibat sebagai relawan juga ternyata orang yang keren-keren banget yah. Mereka gak cuma sibuk di kegiatan Kelas Inspirasi mereka juga orang-orang yang terlibat di kegiatan Indonesia Mengajar, Akademi Berbagi, Teras350K, Samarinda Menyala, 1000 Guru, Tangan Di Atas (TDA) ada juga yang ikut SSEAYP, ah banyak deh. Banyak yang secara "diam-diam" aku pelajari dari mereka. Dan aku ngerasa kaya "Wow, Allah kasih aku ketemu orang-orang begini - it must be means something loh." Disaat aku pengen bergerak lagi pengen bangkit lagi aku ketemu sama orang-orang yang tepat.

See? Kita gak pernah tau loh bahwa hal yang kita kerjain kita anggap biasa aja ternyata di oranglain itu adalah sesuatu yang besar dalam hidupnya. 

Mereka mungkin menganggap ini kegiatan yang biasa mereka lakuin dan mereka biasa bersemangat ngelakuin ini semua. Tapi untuk aku ini adalah come back call, situasi dimana aku harus milih terus-terusan terpuruk atau maju jadi lebih baik. Dan mereka-mereka adalah orang yang cukup berpengaruh dalam proses ini. Senang banget bisa kenal dan belajar dari kalian semua. 
Terima kasih ya.

So...



Setelah SHAPE dan aku decided untuk terus berada disini bersama Kelas Inspirasi, dipanggillah kita untuk rapat yang pertama kali 13 April 2016. Singkat cerita yang dibahas adalah kesiapan kita untuk ngelakuin Mini Kelas Inspirasi. Yang muncul di rapat waktu itu adalah Aku, Jenny, Tiara, Ong, Asta, Aal, Rere, Agus yang waktu itu kita belum saling kenal hahaha, dan beberapa fasil KI lain. Intinya kita semua decided untuk siap ngejalanin Mini Kelas Inspirasi di SD 003 Sambutan yang pernah ikut Kelas Inspirasi sebelumnya. Jadi Mini KI ini semacam simulasi pada Hari Inspirasi tapi yang kita jelasin bukan profesi kita tapi apapun materi yang pengen kita sampaikan ke anak-anak SD itu.

Seru... seru.. seru.. banget !!



Pada hari H nya nih tgl 15 April 2016 ternyata aku dibantu oleh Memel. Aku dan Memel ngejelasin materi yang aku bawa yaitu Penggunaan Kamera. Bisa apa sih dengan kamera? begitulah kira-kira. Alat peraga yang aku bawa itu macam-macam kamera dalam bentuk kertas pastinya hahaha. Di Mini KI ini aku menemukan pola karakter anak SD berdasarkan kelasnya. Jadi aku klasifikasiinnya jadi 3 group Kelas 1 dan 2, Kelas 3 dan 4, Kelas 5 dan 6.



Ke Group kelas 1 dan 2 fokusnya ke kreatifitas, bagaimana menggali rasa ingin tahu mereka dan apa aja yang mereka udah tau. Nah di group ini anak-anak lebih ekpresif jadi semangat ini bisa kita pakai untuk membuat kegiatan yang bikin mereka terus bergerak atau bikin mereka keluar kreatifitasnya. Jadi aku banyak manggil mereka ke depan, nanya pendapat mereka, dengerin omongan mereka, jelasin info sedikit soal jenis kamera, cara pakainya dan kegiatan kreatifitasnya aku suruh mereka bikin kamera se kreatif kepala mereka dan jelasin fungsinya. Jadi ada yang bikin kamera hp, kamera selfi, kamera warna warni, macem-macem deh. Semua ice breaking yang kita bawa jadi seru



Nah Group 3 dan 4 ini group pertengahan. Mereka tidak seaktif anak kelas 1 dan 2 tapi tidak se excited anak kelas 5 dan 6. Respon mereka biasa aja. Kalau dijelasin mereka denger kalau disuruh ngerjain mereka ngerjain. Gak over reacted gitu lah. Biasanya kelompok ini kelompok favorit karena mudah diaturnya.



Trus Group 5 dan 6. Fokusnya ke pengetahuan. Mereka pengen tau nih apa aja yang kita tau. Semua informasi mereka serap. Lucunya mereka ini adalah group yang gak kreatif. Disuruh gambar aja ngomel mulu kerjaannya bilang gak bisa, gak ngerti, gak tau. Beda ama anak kelas 1 dan 2 yang disuruh gambar langsung ngerjain dan hasilnya bagus. Group ini kudu ada contoh di depan matanya terus mereka jiplak deh tuh. Tapi mereka group yang excited dengan informasi yang kita sampaikan, mau nyoba praktekin. Jadi aku suruh mereka untuk jadi reporter dan narasumber. Pada saat ice breaking sudah jelas jaimnya gede tapi aku berhasil "mempermalukan" mereka semua akhirnya semuanya mau bergerak dan mau coba. Group ini mereka sudah ada gambaran apa yang mereka mau di masa depan.



Realita yang aku dapat adalah
Kebanyakan dari mereka adalah anak broken home. Punya orangtua split, orangtua cerai, orangtua yang gak tau dimana, hidup gak sama orangtua, orangtua gak punya apa-apa.
Kebanyakan mereka adalah anak yang mandiri. Ke sekolah sendiri, jalan sendirian, naik sepeda sendirian, pulang sendirian dan masih merasa aman-aman saja.
Kebanyakan dari mereka... gak ngerti deh apa aja yang udah mereka tonton dan dengarkan. Mereka akrab dengan kata-kata "bunuh, kekasih, cinta dsb" yang which is kemungkinan besar gak ada filternya.
Kebanyakan mereka semangatnya tinggi, sudah terlihat mencari jati diri ( padahal dulu kita mempersoalkan masalah jati diri kira-kira waktu SMP kelas 2), sudah ada yang pacaran mungkin dsb.

Well, there's nothing we can do kecuali terus berusaha dengan usaha sekecil apapun. Karena banyak faktor banyak banget faktor yang bisa merubah mereka dan itu gak ditangan kita saja. Mereka ada di kondisi rawan, mudah-mudahan disaat pikiran mereka mulai matang, panca indera mereka sudah mulai peka mereka bisa berfikir lebih jernih tentang hidup dan memilih yang benar. Mudah-mudahan usaha kita yang kecil ini bisa menjadi agent of change nya mereka suatu saat nanti.



Setelah Mini KI selesai nih tugas kita adalah menjaring relawan untuk berkontribusi sebagai Inspirator dan Dokumentator. Jadi kita sempat Roadshow ke GOR Madya yang akhirnya ketemu Bapak Walikota Samarinda, sempat buka booth selama 4 hari di SCP, terus kita juga ngobrol di berbagai radio di Samarinda. Aku kebetulan ikut jadi narasumber di RB Radio bulan puasa kemarin. Aku juga ikut bantu tim rekruitment dan media. Beberapa teman-teman bantu di survey sekolah. Sampai akhirnya batas waktu rekruitment selesai, sampailah kita di masa briefing.




Briefing relawan Kelas Inspirasi Samarinda di adain tanggal 31 Juli 2016 kemarin. 

Disini semuaa relawan hadir dari Inspirator, Dokumentator, Fasilitator dan Perwakilan Sekolah hadir. Acara dibawakan oleh Aku dan Jenny sebagai MC. Hihihi tenyata jadi MC gitu toh rasanya harus banyak cuap-cuip kadang bingung mau ngomong apa kadang gak fokus hadeeeh aku lebih merasa nyaman sebagai speaker tenyata selama ini dibandingkan MC. Tapi overall it was fun to try.




Terus sambutan dibawakan oleh Adel sebagai Koordinator Kelas Inspirasi #3. Pemaparan tentang Kelas Inspirasi oleh Mia. Penjelasan mengenai Psikologi Anak oleh Kak Nhira dan Class Management oleh Kak Riangga. Terakhir briefing antara Fasil, Inspirator dan Dokumentator.






Ujung-ujungnya pasti foto bareng lah ...




Wah gak sabar nih ketemu bareng di Hari Inspirasi tanggal 16 Agustus 2016 nanti.
Tungguin cerita Aku dan Kelas Inspirasi Samarinda Part 2 nya yaah :D

Semangat !

Photo Credit : Dok pribadi dan dok. relawan-relawan KI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave your comment here :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...